Dari Kakak, Buat Adik
Yang namanya Kakak, kadang2 ngerasa sok tau. Barangkali aku juga begitu. Sok pinter, merasa lebih pengalaman karena hidupnya lamaan..
Tapi Kakak juga manusia biasa. Kebetulan aku nggak punya indra keenam, jadi nggak bisa tau yang nggak keliatan. Makanya, kalo di antara kita (terkadang) timbul kesalahpahaman, ketidakmengertian, mohon dimaklumi. Apalagi jarak yang terbentang di antara kita berdua, lumayan panjang.
Manusia berevolusi.
Aku juga.
Aku udah nggak setambeng dulu. Lebih berperasaan. Bahkan kadang-kadang cengeng!
Sebenarnya aku bisa juga kok bergurau. Bisa terima joke. Cuma.... syaratnya, aku musti bisa liat si 'penggurau'. Paling tidak, aku masih bisa perhatikan body language, dan ekspresi wajah. Kecuali dia aktor hebat, aku mungkin juga nggak ngeh.. he he.
Jadinya, aku sering berpikir nih. Lain waktu, kalau kita ngobrol lagi, musti bagaimana?
Kamu, bisa nggak kasih ancang-ancang... supaya, eh.. aku bisa kontrol kadar kesensitifanku, gitu. Soalnya, aku sedih dan capek juga, kalau setiap kita bicara, jatuhnya ke situ-situ lagi..
tolong ya dibantu..
(eh, kasih tau juga dong, kalo sempet baca tulisanku ini.)